Pesan

SELAMAT DATANG..........

Senin, 31 Januari 2011

Jika Anda Memetik Bunganya, Anda Harus Puas Tanpa Memperoleh Buahnya

Tuhan adalah Tuhan dari musim: “Untuk segala sesuatu ada masanya untuk apa pun di bawah langit ada waktunya” (Pengkhotbah 3:1). Perkara-perkara yang berbeda jelas terjadi selama musim atau masa yang berbeda.
  Ada musim dingin di dalam Tuhan. Ini adalah musim persiapan, pewahyuan, dan pengarahan. Ini juga waktu ketika akar bertumbuh. Tuhan ingin menegakkan dasar yang benar di dalam Anda selama musim ini. Akan tetapi, tidak ada tuaian sekarang.

Jumat, 28 Januari 2011

Suka Menolong


       Sir Bartel Fere, seorang bangsawan Inggris, menjadi gubernur di India pada tahun 1960. Oleh keluarganya dan teman-temannya, ia dikenal sebagai “orang yang suka menolong”. Pada suatu ketika ia kembali dari perjalanan yang jauh. Istrinya lalu menyuruh seorang pembantunya yang baru untuk menjemput Sir Bartel Fere dan membantu membawakan barang-barangnya. “Bagaimana saya bisa mengenali Sir Bartel?” tanya pelayan itu. Istri gubernur itu pun menjawab, “Carilah seorang laki-laki yang berperawakan tinggi yang sedang menolong orang lain.”
       Betapa kuat pengaruh kalimat itu pada orang lain bila kita dianggap sebagai orang yang suka menolong! Firman Tuhan menyatakan beberapa contoh bila seseorang membawa keinginan yang baik kepada Kristus. Pada waktu Yesus berkhotbah di sebuah rumah, banyak sekali orang yang berkerumun di rumah itu, sampai-sampai tidak ada orang lain lagi yang dapat masuk. Meskipun demikian, ada empat orang yang naik ke atap rumah, lalu membongkar atap itu dan menurunkan kawannya yang lumpuh bersama dengan tempat tidurnya melalui atap tersebut. Tindakan yang penuh kasih untuk menolong tersebut membuahkan hasil yang nyata – kesembuhan bagi teman tersebut. (Galatia 6:10)

Selasa, 25 Januari 2011

Penderitaan Adalah Berkat


       Masih terbayang pada tahun 1971, ketika saya berumur 9 tahun, dan duduk di kelas 3 SD, ayah meninggal dunia. Dan pemilik rumah yang kami tinggali mengusir kami dengan kasar karena kontraknya sudah habis.
       Ibu saya dan kesembilannya anaknya yang masih muda keluar dari rumah itu tanpa tujuan. Keadaan begitu sulit dan pedih, tetapi ibu saya tetap tegar.
       Sejak saat itulah ibu saya bekerja keras untuk membiyayai kesembilan anaknya sampai bisa mandiri dengan membuat dan memasarkan pakaian sampai keluar kota.
       Oleh karena itu saya ingin mengatakan bahwa banyak orang hebat di dunia ini, tetapi yang paling saya kagumi adalah ibu saya, karena di dalam kesulitan dan penderitaan apapun ibu tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menyerah.

Senin, 24 Januari 2011

Tidak Tepat Pada Waktunya


       Seorang tukang cukur bertobat dalam suatu kebaktian kebangunan rohani yang diadakan oleh penginjil Billy Graham. Dengan semangat yang membara ia lalu berjanji akan bersaksi kepada para langgannya supaya dimenangkan bagi Kristus.
       Esok harinya, ia pun bergumul dalam doanya supaya Tuhan memberikan keberanian. Ketika langganan pertamanya sedang dicukur ia ingin sekali bersaksi, tetapi ia tidak berani karena ia kebingungan, “Darimana saya harus mulai bersaksi?” sampai ia selesai dan langganannya pulang, tidak ada sesuatupun yang dapat disampaikanya. Ia sangat kecewa, “Untuk langganan kedua, saya harus bisa,” katanya meyakinkan diri sendiri.

Benih dan Janji


Di sebuah desa terpencil ada seorang nenek yang tinggal dengan seorang cucu perempuannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka mereka bekerja menanami tanah yang berada dibelakang rumah mereka dengan beberapa pohon buah-buahan. Setiap hari mereka bekerja dengan giat di kebun itu dan disaat-saat seperti itu sang nenek memberikan nasihat kepada cucunya. Salah satu nasihat indah yang diberikannya adalah tentang “benih dan janji”.
Sambil memilih benih sang nenek berkata, “Ini adalah kumpulan janji.” “Mengapa nenek mengatakan benih ini adalah kumpulan janji?” tanya cucunya. “Satu benih bagaikan satu janji. Engkau harus tahu bahwa dalam satu benih atau satu janji tersimpan satu pengharapan. Untuk dapat mewujudkan pengharapan yang terkandung didalamnya, benih atau janji harus melalui beberapa proses terlebih dahulu.” “Proses apa yang harus dilaluinya, Nek?” tanya cucunya.

Hati yang Berkorban



Pada suatu hari, disebuah kelas sekolah Minggu, ada seorang anak perempuan yang akan pulang kerumahnya karena tidak ada tempat lagi baginya di kelas itu. Tiba-tiba seorang guru melihatnya, dan murid tadi dikejarnya, sambil berkata, “Nak, jangan pulang, Bapak akn mencarikan tempat bagimu.”
Lalu, anak itu digendongnya serta dicarikan tempat dikelas yang memang sudah menjadi terlalu kecil karena padatnya. Sambil mengusap butiran-butiran air mata yang jatuh membasahai pipi anak yang manis itu, si guru berkata sambil menghibur, “Kami berharap lain kali sekolah minggu dapat menyediakan ruangan kelas yang lebih besar.”
Setelah pulang kerumah murid itu menceritakan persoalan itu kepada orang tuanya.
Orang tunya lalu menasihatinya supaya menabung sehingga dapat disumbangkan untuk memperbesar kelas sekolah Minggu. Begitulah si kecil mulai menabung dengan setia. Namun, beberapa hari kemudian, oleh karena sakit anak itu meninggal dunia.